Potensi Ekosistem Lamun Sebagai Ekowisata
Lamun merupakan salah satu ekosistem di wilayah pesisir yang memegang peranan penting dan cukup efektif sebagai pelindung pantai serta keselamatan lahan pada daratan pesisir. Salah satu pemanfaatan kawasan pesisir untuk ekosistem lamun adalah untuk kegiatan ekowisata. Paradigma kegiatan ekowisata di kawasan pesisir saat ini lebih mengutamakan pada keuntungan ekonomi, yaitu bagaimana menarik wisatawan tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan yang ada.
Lamun adalah tumbuhan berbunga yang hidup terendam dengan air dan berkembang dengan baik di perairan laut dangkal. Di Indonesia terdapat 13 jenis lamun dengan perkiraan luasan 30.000 km2 yang tersebar di seluruh Indonesia. Sehingga, dapat dikatakan bahwa ekosistem lamun adalah salah satu ekosistem bahari yang paling produktif dan mendukung budidaya serta pengelolaan sumber daya hayati yang tinggi. Padang lamun secara ekologis berfungsi sebagai makanan bagi ikan, daerah asuhan dan perlindungan bagi berbagai jenis biota perairan. Sedangkan, fungsi ekonomi dari padang lamun yaitu sebagai tujuan wisata yang dapat menjadi sumber perekonomian masyarakat.
Ekowisata adalah perjalanan ke tempat alami yang belum tergangu utuk pendidikan atau sekedar menikmati flora, fauna, geologi, dan ekosistem sebagimana orang yang hidup berdampingan dengan alam sehingga konservasi dan pengembangan berkelanjutan dapat terlaksana Padang lamun sangat berpotensi untuk dikembagkan menjadi ekowisata bahari, hal ini didukung dengan kondisi Negara Indonesia yang sebagian besar merupakan lautan dan pulau-pulau kecil. Di Indonesia belum banyak wisata yang menyuguhkan lamun sebagai tujuan utama dibandingkan dengan mangrove dan terumbu karang. Namun, apabila kawasan wisata tidak dikelola secara tepat dan berkelanjutan dapat menyebabkan degradasi lingkungan, sehingga diperlukan kebijakan serta perencanaan ekowisata bahari yang efektif agar kelestariannya tetap terjaga. Potensi wisata bahari di suatu wilayah dapat dinilai dari kesesuaian wisata terutama untuk ekosistem lamun. Dengan adanya pengembangan ekowisata lamun, akan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat disekitarnya, karena dapat meningkatkan perekonomian serta adanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Selain itu, masyarakat juga harus mempunyai pemahaman akan pentingnya peran dan fungsi ekosistem lamun.
Kegiatan wisata yang akan di kembangkan seperti kegiatan wisata bahari hendaknya disesuaikan dengan sumberdaya yang ada dan keperuntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungannya yang sesuai dengan objek wisata yang akan dikembangkan. Analisis kesesuaian wisata menggunakan matriks kesesuaian disusun berdasarkan kepentingan setiap parameter untuk mendukung kegiatan pada daerah tersebut.
Daya dukung lingkungan secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia atau benda hidup lainnya. Daya dukung sebagai tingkat pemanfaatan dapat diartikan sebagai kondisi maksimum suatu ekosistem untuk menampung komponen biotik yang terkandung didalamnya, dengan memperhitungkan faktor lingkungan dan faktor lainnya yang berperan di alam. Potensi ekologis pengunjung ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis kegiatan yang akan dikembangkan. Pada daerah ekosistem lamun kegiatan wisata bahari yang bisa dilakukan adalah kegiatan snorkeling. Luas suatu area yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk melakukan snorkeling mempertimbangkan kemampuan alam memperkecil peluang pengunjung untuk merusak ekosistem lamun sehingga kelestarian alam tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Wallace, G. N. & Pierce, S. M., 1996. An evaluation of ecotourism in amazonas, Brazil. Annals of Tourism Research , pp. 843 – 873.
Reynold, P. C. & Braitwaite, D., 1999. Towards a conseptual framework for wildlife tourism. Tourism Management 22.
Yulianda, F., 2007. Ekowisata bahari sebagai alternatif pemanfaatan sumberdaya pesisir berbasis konservasi, Bogor: Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK. IPB
Hartini H., dan Y. Lestarini. 2019. Pemetaan Padang Lamun Sebagai Penunjang Ekowisata di Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Biologi Tropis. 19 (1) : 1 – 7.
Putra A., dan T. A. Anto. 2016. Potensi Ekosistem Lamun Untuk Pengembangan Ekowisata Lamun di Kota Padang. Seminar Nasional Kelautan XI