skip to Main Content
POTENSI SERASAH LAMUN SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR

POTENSI SERASAH LAMUN SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR

Oleh: Samuel Sitanggang dan Tim Seagrass Conservation and Research Center (SEACREST) Universitas Diponegoro

Lamun merupakan salah satu tumbuhan di wilayah pesisir yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi yang kurang diketahui masyarakat. Wilayah Indonesia merupakan salah satu penyedia habitat lamun terbanyak yaitu memiliki 16 jenis spesies lamun (Rahmawati et al., 2022). Lamun berperan penting dalam menjaga stabilitas sedimen, peningkatan kualitas air, siklus karbon dan nutrisi. Selain itu, lamun juga menyediakan habitat dan makanan bagi beberapa biota di laut. Akan tetapi, ekosistem lamun selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Menurut Rustam, (2019) salah satu faktor penurunan ekosistem lamun tersebut adalah aktivitas manusia di wilayah pesisir seperti limbah industri, pembangunan di wilayah pesisir, pencemaran sampah, penangkapan ikan dengan cara destruktif dan masih banyak lagi.

Saat ini, pemanfaatan lamun di Indonesia masih tergolong rendah, salah satunya adalah pemanfaatan serasah lamun. Serasah lamun merupakan sisa-sisa tumbuhan lamun yang sudah mati. Serasah lamun memiliki kandungan nutrien yang telah terdekomposisi di perairan sehingga membawa manfaat bagi ekosistem disekitarnya ( Kristiana et al.,2021). Serasah lamun biasanya akan terbawa arus ke wilayah pesisir pantai. Belakangan ini, sudah ada kajian bahwa serasah lamun dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair (POC). Hal tersebut diketahui karena serasah lamun memiliki kandungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman (Pradiksa et al., 2022).

Pupuk organik merupakan bahan yang memiliki kandungan karbon dan unsur hara yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Pembuatan pupuk cair organik (POC) dapat dibuat dengan mencuci lamun hingga bersih, kemudian dipotong sekecil mungkin untuk mempercepat pembusukan. Selanjutnya serasah lamun akan dimasukkan ke dalam komposter anaerob (5 liter) dan dilakukan fermentasi selama 20 hari (Pradiksa et al., 2022). Fermentasi dilakukan dengan mencampurkan serasah lamun yang telah dibungkus menggunakan komposter dengan EM4 (bioindikator). EM4 mengandung mikroorganisme yang berfungsi untuk memecah bahan organik. Fermentasi tersebut dilakukan untuk menguraikan unsur organik (N, P, K) yang terkandung di dalam serasah lamun agar dapat diserap oleh tanaman. Fermentasi nantinya akan menghasilkan senyawa organik seperti asam laktat, asam nukleat, biohormon yang mudah diserap oleh akar tanaman (Dewi et al., 2016). Pupuk organik cair ini dapat meningkatkan kualitas tanah dan pertumbuhan tanaman secara alami, sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik yang berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia. Pupuk ini nantinya akan disemprotkan ke bagian akar maupun daun tumbuhan. Dengan adanya pupuk cair ini, tumbuhan akan lebih mudah menyerap unsur-unsur yang sudah terurai pada pupuk tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *