skip to Main Content
Pantau Kesehatan Padang Lamun, Langkah Awal Penentu Kebijakan Perikanan Kelautan Jawa Tengah

Pantau Kesehatan Padang Lamun, Langkah Awal Penentu Kebijakan Perikanan Kelautan Jawa Tengah

Semarang – Inventarisasi kondisi padang lamun perairan Jawa Tengah merupakan salah satu kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah pada tahun 2022 lalu. Kegiatan ini kembali dilaksanakan oleh DLHK Jawa Tengah dengan menggandeng Seagrass Conservation and Research Center (SeaCrest) – SeaCrest Indonesia dalam pendataan kondisi padang lamun perairan Jawa Tengah tahun 2023. SeaCrest Indonesia yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam dalam bidang lingkungan pesisir dan ekosistem laut khususnya ekosistem lamun (seagrass) dengan inovasi program-program yang berorientasi pada konsep lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan keselarasan antara DLHK Jawa Tengah dengan fokus perusahaan tersebut, kegiatan inventarisasi kondisi padang lamun perairan Jawa Tengah fase 2 ini dilakukan di perairan Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Cilacap. 

Ardhian C. (tim Seacrest Indonesia) melakukan pengambilan data tutupan padang lamun di perairan Pantai Marongan, Kabupaten Rembang (25/03/2023) | (Foto: M. Salauddin R.D)

Hasil monitoring padang lamun, ditemukan 7 jenis lamun di Kepulauan Karimunjawa (Cymodocea rotundata, Oceana serrulata, Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Halophila ovalis), 7 jenis lamun di Kabupaten Cilacap, Pulau Nusakambangan (Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Syringodium isoetifolium, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Halophila ovalis) serta 5 jenis lamun di Kabupaten Rembang (Cymodocea rotundata, Oceana serrulata, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Halophila ovalis).

Hamparan Ekosistem Padang Lamun di Pantai Tebeng, Pulau Nusa Kambangan, Kabupaten Cilacap (dilihat dari atas permukaan laut) (18/03/2023) | (Foto: M. Salauddin R.D.)
Hamparan Ekosistem Padang Lamun di Pantai Tebeng, Pulau Nusa Kambangan,  Kabupaten Cilacap (dilihat dari bawah permukaan laut) (18/03/2023) | (Foto: M. Salauddin R.D.)

Berdasarkan analisa dari data lapangan, menunjukkan indeks kondisi kesehatan ekosistem lamun (IKEL) di perairan Kepulauan Karimunjawa tergolong pada kategori sedang dan kurang sehat, Kabupaten Cilacap tergolong kurang sehat, sedangkan Kabupaten Rembang tergolong kurang sehat. Namun secara keseluruhan kondisi padang lamun di perairan Jawa Tengah yang diwakili oleh ketiga lokasi tersebut masih tergolong baik dengan nilai 0,7. Berbagai faktor yang dapat mengakibatkan penurunan luasan dan kondisi kesehatan ekosistem padang lamun di perairan Jawa Tengah adalah aktivitas perkapalan, coastal development, aktivitas penangkapan ikan, fenomena blooming algae dan sedimentasi yang tinggi. Sehingga Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat perlu memahami dan bijak dalam menjalankan aktivitas perikanan.

“Perhatian pemerintah pusat terkait ekosistem padang lamun sudah mulai meningkat, mengingat dalam satu dekade lalu padang lamun terkesan seperti anak tiri, tidak mendapat perhatian dibandingkan dengan kedua ekosistem laut lainnya (ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang)”

Dr. Ir. Ita Riniatsih, M.Si. ekspertis di bidang lamun sekaligus dosen di Universitas Diponegoro.
Aktivitas perkapalan di perairan Pantai Leran, Kabupaten Rembang. Aktivitas perkapalan merupakan salah satu ancaman bagi kondisi kesehatan ekosistem padang lamun (25/03/2023) | (Foto: Surya Fajar)

Kegiatan inventarisasi data lamun yang telah dilakukan oleh DLHK dan SeaCrest Indonesia ini penting dilakukan sebagai salah satu upaya dalam pelestarian padang lamun. Sehingga dapat menjadi acuan dalam penentuan langkah konservasi padang lamun di Jawa Tengah. Mengingat pentingnya peranan padang lamun bagi kelangsungan masyarakat pesisir melalui jasa penyediaan stok ikan dan biota laut yang memiliki nilai ekonomi.

“Seacrest Indonesia memiliki komitmen yang sama dengan DLHK untuk mewujudkan kelestarian dan peningkatan kondisi lamun, sehingga kolaborasi ini diharapkan dapat menghimpun seluruh kondisi padang lamun di pesisir Jawa Tengah dan untuk kedepannya dapat dilakukan pengelolaan berkelanjutan yang lebih baik.”

Jan Ericson Wismar, S.Si., M.Si. | Direktur Seacrest Indonesia.

Penulis: Muhammad Salauddin Ramadhan Djarod
Editor: Avicenna Wijayanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *