Pengaruh Nutrien Pada sedimen Terhadap Kepadatan Lamun
Parameter penunjang kehidupan lamun di wilayah perairan pada dasarnya sangatlah beragam. Parameter tersebut antara lain intensitas cahaya, suhu, salinitas , pH, kedalaman perairan hingga nutrien. Kandungan nutrien pada sedimen secara umum mampu berpengaruh terhadap kepadatan lamun di suatu perairan. Nutrien merupakan suatu zat hara yang memiliki peranan penting dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan bagi ekosistem laut salah satunya nutrien. Contoh dari nutrien yang sering ditemukan di wilayah perairan adalah nitrat dan fosfat. Kedua zat hara tersebut berasal dari berbagai proses antara lain dekomposisi berbagai tumbbuhan dan organisme mati, pelapukan, penguraian , hingga limbah dari berbagai aktivitas di daratan. Kandungan tersebut di perairan akan terurai oleh bakteri sehingga dapat dimanfaatkan oleh biota disekitarnya.
Nutrien dapat sampai ke lamun melalui penyerapan yang dilakukan dari daun dan akar. Kedua jaringan tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda. Jaringan daun biasanya digunakan untuk menyerap nutrien yang ada di kolom air. Sedangkan, akar digunakan untuk menyerap nutrien yang mengendap di dasar substrat atau sedimen. Lamun sendiri dalam penyerapan nutrien sering menggunakan akar untuk menyerap nutrien disedimen. Hal tersebut dikarenakan nutrien pada sedimen memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan di kolom air. Nutrien di sedimen cenderung terendap atau menetap sedangkan nutrien di kolom air cenderung bersifat mudah larut sehingga dapat mudah terpengaruh oleh arus. Kelimpahan nutrien di perairan mampu digunakan sebagai faktor pembatas dari pertumbuhan lamun di mana berpengaruh pada efisiensi daur nutrisi yang berperan penting dalam produktivitas primer pada lamun. Hubungan kedua unsur dengan kepadatan lingkungan pada dasarnya bersifat positif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa apabila kandungan nitrat di perairan tinggi maka berbanding lurus terhadap kepadatan lamun yang semakin meningkat. Sedangkan, apabila nilai fosfat terus meningkat atau melebihi batas ambang maka dapat berpengaruh pada menurunnya kualitas lamun alam berfotosintesis. Sehingga, berpotensi dalam menghambat pertumbuhan dari lamun (Handayani et al., 2016).
Adapun kategori kerapatan lamun di suatu perairan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Sedangkan, menurut Schober et al. (2018), hubungan atau korelasi dari nutrien yang terdapat di sedimen terhadap kepadatan lamun di suatu perairan dapat diketahui melalui suatu analisis korelasi menggunakan Microsoft Excel melalui uji analisis regresi. Nilai dari kolerasi tersebut dikelompokkan menjadi beberapa tingkat hubungan yaitu :
Referensi :
Handayani, D. R. Armid dan Emiyarti. 2016. Hubungan Kandungan Nutrien dalam substrat Terhadap Kepadatan Lamun di Perairan Desa Lalowaru Kecamatan Moramo Utara. Sapa Laut., 1 (2): 42-53.
Rayyis, A., Suryono dan E. Supriyantini. 2021. Pengaruh Nitrat dan Fosfat dalam Sedimen terhadap Kerapatan Lamun di Jepara. Journal of Marine Research., 10(2): 259-266.
Schober, P., C. Boer and L. A. Schwarte. 2018. Correlation Coefficients: Appropriate Use and Interpretation. Anesthesia and Analgesia., 126(2): 1763-1768.
Sjafrie , N. D. M., U. E. Hernawan, B. Prayudha, I. H. Supriyadi, M. Y. Iswari, Rahmat, K. Anggraini, S. Rahmawati dan Suyarso. 2018. Status Padang Lamun Indonesia 2019 Ver 02. Puslit Oseanografi-LIPI, Jakarta, 37 hlm.